3. Peradaban
Lembah Sungai Eufrat dan Tigris (Mesopotamia)
Peradaban
Mesopotamia berkembang di Lembah Sungai Eufrat dan Tigris. Wilayah peradaban
ini sekarang menjadi bagian dari negara Irak. Istilah Mesopotamia berasal dari
bahasa Yunani, yaitu mesos artinya tengah dan potamos artinya sungai. Peradaban
ini pada awalnya dibangun oleh bangsa Sumer dan Semit. Peradaban Mesopotamia
hidup dari sektor pertanian dengan sistem irigasinya yang sudah tertata rapi.
Peradaban
Mesopotamia banyak meninggalkan hasil kebudayaan seperti: sistem kepercayaan,
hukum, iimu pengetahuan, dan tulisan. Hasil peradaban tersebut berasal dari
Kebudayaan Sumeria, Akkad, Babylonia, dan Assyria.
Sistem Pemerintahan
Kerajaan-kerajaan
yang pernah berkuasa di Mesopotamia antara lain sebagai berikut.
Kerajaan
Sumeria (3500 SM)
Bangsa
Sumeria adalah bangsa yang merintis peradaban Mesopotamia. Bangsa ini berkuasa
sekitar tahun 3500 SM. Mereka berasal dari daerah di sekitar Teluk Persia.
Bangsa ini menganut kepercayaan politeisme atau mempercayai adanya banyak dewa.
Dewa-dewa tersebut, antara lain, Uruk (Dewa Langit), Nippur (Dewa Bumi), dan
Eridu (Dewa Air). Tempat untuk memuja para dewa tersebut adalah ziggurat.
Bangsa Sumeria juga sudah mengenal tulisan, yaitu tulisan paku. Kebudayaan
bangsa Sumeria akhirnya berakhir setelah pada tahun 2350 SM diserang oleh
bangsa Akkad di bawah pimpinan Sargon. Bangsa Akkad adalah rumpun bangsa
Semit.
Kerajaan
Akkad (2300 SM)
Bangsa
Akkad termasuk rumpun bangsa Semit yang berasal dari daerah padang pasir.
Mereka bergerak dari daerah yang terletak di sebelah utara daerah Mesopotamia.
Di bawah pimpinan Sargon, pasukan bangsa Akkad semakin bertambah kuat dan
melakukan serangan serta berhasil menduduki daerah Mesopotamia dengan
mengalahkan Kerajaan Sumeria.
Dengan
kemenangan tersebut bangsa Akkad tidak lagi menjadi bangsa pengembara. Mereka
mulai hidup menetap di daerah Mesopotamia. Walaupun bangsa Akkad berhasil
memenangkan perang tersebut, tetapi mereka mengambil dan meniru kebudayaan
bangsa Sumeria. Bahkan mereka berintegrasi dengan penduduk yang ditaklukkannya.
Bangsa
Akkad memuja banyak dewa, dan juga memiliki cerita-cerita dongeng tentang
kepahlawanan, seperti cerita tentang Adopa, Etana, dan Gilgamesh.
Kerajaan
Babylonia Lama (1850 SM)
Kota
Babylonia dibangun oleh bangsa Amori di bawah pimpinan Sumuabum. Letak
Kota Babylonia dekat dengan Kota Kish. Bangsa Amori tampil sebagai penguasa
baru di Mesopotamia. Raja yang terkenal dari Kerajaan Babylonia (Lama) ini
adalahHammurabi (1750 SM). Raja Hammurabi terkenal dengan hukumnya, yaitu
Hukum Hammurabi.
Pada
masa pemerintahan Hammurabi, kekuasaan Babylonia terbentang dari Teluk Persia
sampai seberang wilayah Turki sekarang dan dari Pegunungan Zagros di timur
sampai Sungai Khabur di Siria. Tetapi, sepeninggal Hammurabi wilayah Babylonia
terpecah-balah dan akhirnya Babylonia (Lama) runtuh karena serangan dari bangsa
Hitti (Hittit). Selanjutnya Mesopotamia diduduki dan diperintah oleh bangsa
Kassi (Kassit).
Kerajaan
Assyria (Assur)
Bangsa
Assyria memenangkan peperangan atas bangsa-bangsa tersebut di atas dan
menguasai daerah Mesopotamia. Bangsa Assyria juga ingin menguasai laut untuk
melindungi perdagangan. lJpaya tersebut baru berhasil sekitar tahun 750 SM.
Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Assyria, dan antaranya Raja
Sargon I I, Raja Sennacherib, dan Raja Assurbanipal.
Lambat
laun Kerajaan Assyria semakin lemah. Hal ini diketahui oleh bangsa Chaldea yang
berkembang di daerah Mesopotamia Selatan (bekas kekuasaan Kerajaan Babylonia
Lama). Bangsa ini menyerang Kerajaan Assyria. Pada tahun 612 SM, Ibu Kota
Niniveh berhasil dikuasai sehingga mengakibatkan runtuhnya Kerajaan Assyria.
Kerajaan
Babylonia (Baru) atau Chaldea
Setelah
berhasil merebut bangsa Assyria pada tahun 612 SM, bangsa Chaldea di bawah
pimpinan Raja Nabopalassar membangun kembali Kerajaan Babylonia (atau
disebut juga dengan Babylonia Baru). Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan
Babylonia Baru di antaranya Raja Nabopalassar, Raja Nebokadnezar, Raja
Nebonidas, dan Raja Belshazzar. Kerajaan Babylonia Baru runtuh akibat serangan
dari bangsa Persia pada tahun 539 SM.
Kerajaan
Persia
Di
bawah pimpinan Cyrus berdirilah Kerajaan Persia, berhasil memperluas
wilayah kekuasaannya dengan menaklukkan Babylonia Baru dan daerah Asia Kecil.
Raja Cyrus menguasai sebagian dari daerah India bagian barat. Namun dalam
pertempuran melawan bangsa Tura, Raja Cyrus terbunuh. Ia kemudian digantikan
oleh anaknya yang bernama Cambysses.
Raja
Cambysses berhasii mengembalikan ketentraman dalam negeri Persia. Bahkan pada
tahun 525 SM Cambysses berhasil menaklukkan negeri Mesir. Setelah Raja
Cambysses meninggal ia digantikan oleh Raja Darius. Di bawah
pemerintahannya, Kerajaan Persia mencapai masa kejayaannya. Pada masa itu
dibangun istana yang megah dan indah di Kota Suza. Istana di Persepolis
terkenal karena mempunyai tangga raksasa untuk memasuki istana tersebut.
Kerajaan Persia hancur ketika mendapat serangan dari Iskandar Zulkarnaen.
Penduduk dan Masyarakat
Daerah-daerah
di sekitar daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa-bangsa yang termasuk rumpun
bangsa Semit. Kehidupannya bersifat seminomaden. Aktivitas perdagangan melalui
Sungai Eufrat dan Tigris.
Sekitar
tahun 3000 SM, daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa Sumeria. Orang-orang
Mesopotamia lebih banyak bertempat tinggal pada kota-kota besar dan juga pada
ibu kotanya yang bernama Uruk (Ur).
Pertanian dan Pengairan
Pada
musim hujan (dari bulan Oktober-April) di Mesopotamia terjadi air bah dari
kedua sungai itu. Air menggenangi daerah di sepanjang aliran sungai dan setelah
surut meninggalkan Iapisan lumpur yang sangat subur. Di daerah-daerah itulah
masyarakat hidup dengan bercocok tanam atau bertani.
Bangsa-bangsa
di Mesopotamia sudah mampu menanggulangi masalah banjir, dan memanfaatkan
airnya untuk keperluan pertanian. Caranya ialah membuat sistem pengairan yang
baik. Bendungan dibangun dan telaga buatan digali untuk menyalurkan dan
menyimpan air yang berlebihan di masa banjir.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Peradaban
Mesopotamia telah memperlihatkan keunggulan di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, sejak didiami oleh bangsa Sumeria (tahun 3000 SM).
Keunggulan-keunggulan tersebut tampak dalam bidang-bidang berikut :
Bidang arsitektur,
orang Sumeria membangun kotanya menurut tata aturan kota yang terencana.
Bangunan umumnya terbuat dari batu bata dan tanah liat.
Kemampuan mengolah logam,
dari pengolahan logam dihasilkan cermin, tongkat-tongkat, kapak, dan
perlengkapan senjata lainnya. Mereka juga pandai membuat pakaian lenan,
perkakas dari tembikar dan tembaga, serta perhiasan dari emas.
Bidang ilmu pengetahuan,
Ashurbanipal, pemimpin Assyria, membangun perpustakaan tertua di dunia.
Mesopotamia
pada zaman Babylonia (Baru) terkenal dengan "taman gantung", yang
kemudian menjadi salah satu keajaiban dunia.
Aksara
Orang-orang
Sumeria sudah mengenal abjad yang berupa huruf paku. Huruf-huruf paku itu
antara lain ditemukan pada sebuah prasasti yang berisi tentang hukum dan
undang-undang yang berlaku untuk mengatur kerajaan. Undang-undang dan
peraturan-peraturan hukum itu disebut dengan Undang-Undang Hammurabi (Codex
Hammurabi).
Penanggalan/Kalender
Orang-orang
Sumeria sudah mengenal sistem penanggaian atau sistem kalender, yang
dimaksudkan untuk mengenal perputaran waktu dan musim. Pengetahuan tentang
perputaran waktu dan musim berguna untuk menentukan saat yang tepat dalam
melaksanakan aktivitas kehidupannya, baik untuk bercocok tanam, perdagangan,
dan sebagainya.
Untuk
mempermudah memahami pengetahuan tentang perputaran waktu dan musim,, mereka
membagi dan mempersingkat waktu ke dalam jam, menit, dan detik. ~embagian waktu
terus dikembangkan ke dalam bentuk yang lebih khusus melalui sistem penanggalan
atau sistem kalender, yaitu 24 jam menjadi 1 hari, 30 hari menjadi 1 bulan, dan
12 bulan menjadi 1 tahun.
Kepercayaan
Berkembangnya
kepercayaan di Mesopotamia berawal dari kepercayaan bangsa Sumeria. Bangsa
Sumeria memuja dewa-dewa yang menguasai alam, seperti Dewa Anu
(Dewa Langit), Dewa Enlil (Dewa Bumi), dan Dewa Ea (Dewa Air). Ketiga dewa
itu mendapat pemujaan tertinggi dari bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria juga
menyembah Dewa Sin (Dewa Bulan), Dewa Samas (Dewa Matahari), dan Dewa Istar
(Dewa Perang dan Asmara).
Bangsa
Sumeria juga menyembah Tammuz (Dewa Tumbuh-tumbuhan) untuk memajukan pertanian.
Dewa yang memiliki peranan penting dalam kepercayaan bangsa Sumeria adalah dewa
yang berhubungan dengan terciptanya dunia, yaitu Dewa Marduk. Dewa Marduk
adalah lambang usaha bangsa Sumeria di dalam menciptakan daerah pertanian.
Kepercayaan
bangsa Sumeria ini terus berkembang dan dianut oleh masyarakat yang tinggal di
daerah Mesopotamia. Tetapi ketika bangsa Persia menguasai daerah Mesopotamia,
berkembanglah ajaran agama Persia. Kitab Suci Awesta ini merupakan firman-dewa
dengan perantara nabi diturunkan kepada bangsa Persia.
Pada
masyarakat bangsa Sumeria terdapat kepercayaan, bahwa manusia setelah mati akan
hilang. Hal ini dijelaskan dalam cerita Gilgamesh. Cerita itu pada hakikatnya
mempunyai kesimpulan bahwa hidup abadi di dunia ini tidak ada.
Hukum
Sejak
awal pemerintahannya, Raja Hammurabi telah memperkenalkan sistem hukuman dalam
kehidupan masyarakat yang peraturannya didasarkan atas nilai-nilai tradisional.
Dengan peraturan hukum seperti itu, masyarakat akan dapat hidup dengan hidup
yang tertib dan menjadikan Raja Hammurabi sebagai raja yang besar, bijaksana,
dan termasyhur namanya.
Hukum
tersebut berupa prasasti batu yang tingginya delapan kaki atau sekitar 2,5
meter dan ditempatkan di tengah-tengah ibu kota Kerajaan Babylonia. Prasasti
itu ditemukan kembali oleh pada ahli Prancis di Kota Susa (Persia) pada abad
ke-20. Hukum itu dikenal dengan Hukum atau Undang-Undang Hammurabi
(CodexHammurabi) dan merupakan hukum atau undang-undang tertulis pertama di
dunia. Dalam kitab hukum atau undang-undang itu ditulis tentang
peraturanperaturan yang menyangkut bidang pertanian, perdagangan, agama,
pemerintahan, dan kemasyarakatan. Hukum itu terdiri dari 300 pokok
undang-undang. Pada setiap bagian dengan jelas tercantum jenisjenis pelanggaran
dan hukumannya. Dalam menjalankan undang-undang itu, Raja Hammurabi bertindak
dengan keras dan tegas, sehingga terwujud ketertiban dan keamanan.
Kebudayaan
Dari
peninggalan budayanya dapat diketahui bahwa bangsa Sumeria telah memiliki
peradaban yang tinggi, beberapa kebudayaannya yaitu :
1. Tulisan
dengan huruf paku 350 buah yang digoreskan pada lempengan tanah liat lalu
dikeringkan
2. Mengenal
hitungan sexagesimal (hitungan 6-an). 1 menit = 60 detik, 1 jam = 60 menit, 1
tahun = 360 hari dan membagi lingkaran 3600.
3. Mengenal
seni bangunan dalam bentuk ziggurat
4. Kemampuan
membuat pakaian dari lena.
5. Kemampuan
mengolah logam, untuk dibuat cermin, tongkat, kapak, senjata, dan alat
pertanian
6. Kemampuan
mengolah sawah dengan dibangunnya irigasi yang baik
7. Mengenal
seni perhiasan dari emas, perkakas dari tembikar dan tembaga
8. Alat
tukar berupa uang emas dan perak
9. Kisah
Gilgamesh.
Pusat
Peradaban Kuno di Afrika
Pusat
Peradaban di Lembah Sungai Nil (Mesir Kuno)
Lembah
Sungai Nil yang subur telah melahirkan peradaban Mesir Kuno. Peradaban tersebut
berlangsung sejak sekitar tahun 3500 SM sampai 343 SM. Hal ini diketahui
melalui penemuan sebuah batu tulis di daerah Rosetta oleh pasukan Prancis yang
dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Batu tulis tersebut berhasil dipaca oleh
seorang Prancis yang bernama Jean Francois Champollion (1800 M)
sehingga sejak tahun itu terbukalah tabir sejarah Mesir Kuno yang berasal dari
tahun 3500 SM.
Sungai
Nil bersumber dari suatu mata air yang tertelak jauh di daratan tinggi Afrika
Timur. Sungai Nil mengalir ke utara dan setiap tahun mendatangkan banjir.
Banjir inilah yang mengubah padang pasir menjadi lembah-lembah yang subur.
Seorang sejarawan dari Yunani bernama Herodotus menjuluki daerah Mesir sebagai
daerah hadiah dari Sungai Nil. Di muara Sungai Nil terdapat suatu delta yang
luas dan situlah terletah kota-kota penting, seperti Kairo, Iskandarja, Abusir,
dan Rosetta.
Sistem
Pemerintahan
Sebagai
kawasan yang berbasis pertanian besar, Mesir Kuno dipimpin oleh
seorang Firaun. Di daerah-daerah terdapat 20 provinsi yang masing-masing
dipimpin oleh seorang gubernur.
Firaun
Mesir Kuno berperan sebagai Raja Dewa (God Kings). Baru pada tahun 2133 SM,
Firaun hanya diakui sebagai "keturunan dewa" saja. Pada mulanya,
Mesir terbagi menjadi dua, yaitu Mesir Bawah (Hilir/Utara) dengan ibu kota di
Memphis dan Mesir Atas (Hulu/Selatan) dengan ibu kota di Thebe.
Sejak Firaun Menes dariWangsa I (3100-2890 SM) berkuasa, kedua
Mesir dapat disatukan. Penyatuan ini ditandai dengan mahkota yang dikenakan
Menes berupa mahkota bersusun dua. Pehyatuan Menes ini oleh penerusnya dikembangkan dengan
ekspansi ke Sudan, Nubia dan Libya.
Pada masa
kekuasaan Wangsa lll (2686-2613 SM), pemerintahan dipegang oleh
Firaun Joser. Saat itu, Mesir berhasil menguasai daerah Nubia Hilir.
Pada
masa pemerintahan Wangsa IV (2613-2494 SM), ada beberapa Firaun yang menonjol
di antaranya Khufu, Khafre, dan Menkaure. Pada waktu itu, Mesir berperang
dengan Nubia dan Libya. Pada tahun 1674-1567 SM, Mesir diserang dan dikuasai
oleh bangsa Hyksos.
Selanjutnya Ahmosis
I dari Wangsa XVIII (1567-1320 SM) berhasil mengusir bangsa
Hyksos dan mengembalikan kemerdekaan dan kejayaan Mesir. Firaun Thutmosis
lll memperluas kekuasaan Mesir sampai dengan tepi Sungai Eufrat.
Pada
masa pemerintahan Wangsa XX (1200 SM), kejayaan Mesir perlahan-lahan
mulai pudar. Beberapa jajahan Asia melepaskan diri, bahkan tahun 524~04 SM,
Mesir dikuasai oleh Persia. Pada masa pemerintahan Wangsa
XXVII (404-398 SM) bangsa Persia dapat diusir dari Mesir dengan bantuan
Yunani.
Pada
tahun 332 SM, Alexander Macedonia menyerbu ke Asia dan Mesir. Sejak
itu Mesir dikuasai Yunani sampai dengan pemerintahan Wangsa
Ptolomaeus(dengan rajanya yang terkenal, Cleopatra). Mesir jatuh ke tangan
Romawi pada tahun 30 SM.
Kepercayaan
Kepercayaan
bangsa Mesir bersifat politeisme. Dewa-dewa yang disembah bangsa Mesir, antara
lain, Dewa Amon-Ra (Dewa Bulan Matahari), Dewa Osiris (Dewa Pengadilan di
Akhirat), dan Dewa Isis (Dewa Sungai). Mereka juga percaya bahwa jiwa seseorang
yang mati akan tetap hidup selama jasadnya masih tetap- utuh. Untuk itu, mayat
dibalsem atau diawetkan yang disebut mummi.
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat Mesir Kuno telah dapat
mempelajari dan mengenal tata alam lingkungan tempat tinggalnya. Masyarakat
Mesir Kuno yang hidup dari hasil bercocok tanam memiliki banyak waktu luang
untuk menambah pengetahuan tentang kehidupan baik yang bersifat material maupun
spiritual. Masyarakat Mesir Kuno percaya bahwa roh (jiwa) orang yang sudah
meninggal akan tetap hidup dan menghuni jasadnya, apabila jasadnya tidak rusak.
Oleh karena itu, pada tubuh orang yang meninggal dimasukkan bermacam-macam
ramuan dan rempah-rempah kemudian dibungkus dengan kain sehingga berbentuk
mummi yang tidak dapat rusak atau membusuk.
Mummi
para bangsawan dan orang kaya disimpan dalam kubur di batu-batu karang, yang
dihiasi dengan lukisan-lukisan pahat, sedangkan mummi raja-raja disimpan dalam
bangunan yang sangat megah disebut piramida. Sistem pengawetan dan penguburan
jenazah tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Mesir Kuno telah mengenal ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tinggi.
Aksara
Bangsa
Mesir Kuno sudah mengenal aksara yang merupakan aksara lambang bunyi berupa
aksara gambar (pictograph) yang disebut aksara hieroglyph (gambar/ukiran suci).
Aksara tersebut ditemukan pada dinding kuburan para penguasa di
Mesir Kuno. Mungkin abjad merupakan sumbangan masyarakat Mesir yang tidak
ternilai harganya bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Jenis
aksara hieroglyph merupakan bentuk tertua, kemudian berkembang menjadi bentuk
hieratis dan demotis, yang bentuknya lebih sederhana. Bentuk hieratis digunakan
oleh kaum pendeta sedangkan demotis digunakan oleh rakyat.
Astronomi
dan Penanggalan
Pada
tahun 2776 SM, masyarakat Mesir Kuno sudah mengenal penanggalan berdasarkan
sistem peredaran matahari. Perlunya sistem penanggalan dikarenakan orang Mesir
Kuno yang hidup dari spertanian,
yang pada setiap tahun harus menanggulangi banjir. Mereka membagi setahun
menjadi 12 bulan dan setiap bulan terdiri dari 30 hari. Mereka juga sudah
mengenal adanya tahun kabisat.
Orang-orang
Mesir juga mengenal ilmu astronomi atau ilmu perbintangan yang berkaitan erat
dengan kehidupan pertanian. Misalnya, mereka menggunakan bintang sebagai
patokan untuk menentukan musim atau saat-saat bercocok tanam dan
sebagainya.
Seni
Bangunan
Bangsa
Mesir Kuno sangat terampil membuat bangunan monumental seperti istana, gedung
parapembesar, gudang gandum, bahkan yang paling monumental
adalah bangunan kuil pemujaan bagi dewa-dewa, kuburan para raja, dan
piramida.
Kuil
pemujaan kepada dewa-dewa dibangun di daerah hulu Sungai Nil mulai dari sekitar
Thebe dengan cara memahat tebing-tebing batu. Pada awalnya makam kerajaan
hanyalah bangunan seperti panggung dari batu bata yang disebut mastaba. Akan
tetapi, sejak zaman Kerajaan Mesir Kuno, mummi raja-raja disimpan di dalam
piramida dari batu-batu besar. Bangunan piramida dianggap sebagai "rumah
keabadian". Piramida terkenal dari Mesir Kuno dibangun di kawasan Gizeh
sebagai pemakaman bagi, Firaun Khufu (Cheops), Khafre, dan Menkaure. Di depan
piramida-piramida ini ditempatkan patung-patung sphinx (patung singa berkepala
manusia).
Peninggalan Kebudayaan
Tulisan
Hieroglyph
Huruf
hieroglyph dipergunakan terus-menerus hingga sampai abad ke-5 SM. Akan tetapi,
karena kepercayaan masyarakat Mesir ditindas bangsa Romawi, maka para pendeta
tidak sempat lagi mempelajari huruf hierogiyph, sehingga akhirnya dilupakan
oleh orang Mesir.
Piramida
Sekitar
tahun 3000 SltA, raja-raja Mesir mulai membangun piramida-piramida. Piramida
yang paling besar adalah piramida Raja Khufu (Cheops). Tinggi piramida mencapai
137 meter dan di depannya terdapat patung sphinx, yaitu seekor singa berkepala
manusia.
Ilmu
Hitung
Pada
awainya masyarakat Mesir menggunakan ilmu hitung yang sangat sederhana,
khususnya penambahan dan pengurangan. Selanjutnya, dikembangkan perkalian dan
pembagian. Pengetahuan ilmu ukur (geometri) mereka telah mencapai tingkat
keahlfan yang cukup mengagumkan.
Sphinx
Sphinx
merupakan patung seekor singa berkepala manusia yang didirikan di depan sebuah
piramida. Sphinx merupakan lambang kekuasaan dan pemerintahan dari seorang raja
Mesir yang dimakamkan pada piramida itu.
Obelisk
Obelisk
adalah sebuah tugu batu yang di~irikan oleh masyarakat Mesir untuk memuja Dewa
Arnon-Ra (Dewa Bulan-Matahari).
Mummi
Mummi
adalah jenazah para raja atau bangsawan yang diawetkan. Pembuatan mummi ini
didasarkan pada kepercayaan masyarakat Mesir bahwa jiwa orang yang telah
meninggal akan tetap hidup terus dan berada pada badan jasmaninya apabila
badan jasmaninya tidak rusak.
Sumber : http://history1978.wordpress.com/category/berita-sejarah.htm
Tidak ada komentar :
Posting Komentar